Latar Belakang
Dalam
prinsip dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja ada beberapa aspek yang saling
terkait guna menciptakan tempat kerja yang aman, selamat, dan sehat bagi
pekerja. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keselamatan itu sendiri (safety), ergonomi, kesehatan kerja,
higiene industri, dan aspek perilaku. Aspek keselamatan (safety) dilaksanakan agar tidak terjadi insiden atau kecelakaan.
Aspek ergonomi memperhitungkan kesesuaian antara pekerja dengan lingkungan
kerja, peralatan dan perlengkapan kerja, dan atau pekerjaannya itu sendiri. Aspek
kesehatan kerja merupakan upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dengan usaha
promotif, preventif, hingga rehabilitatif atau kuratif. Sedangkan aspek
perilaku berupaya membangun kesadaran baik individu maupun organisasi untuk
berbudaya keselamatan dan menjunjung keselamatan sebagai nilai, bukan sekedar
sebagai program.
Selain keempat aspek di atas, higiene industri
melengkapi upaya keselamatan dan kesehatan kerja dengan memonitor dan
mengendalikan paparan-paparan bahaya dalam skala kecil tetapi bersifat kronis
terhadap kesehatan pekerja. Dalam penerapannya, higiene industri terkait dengan
upaya kesehatan kerja dalam mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
upaya keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya injuri atau cidera.
|
Higiene Industri
Higiene
industri adalah ilmu dan seni yang mencakup antisipasi, rekognisi, evaluasi,
dan pengendalian terhadap bahaya kesehatan kerja/ faktor lingkungan kerja atau
stress, yang timbul di atau dari tempat kerja, yang dapat menyebabkan sakit,
gangguan kesehatan dan kehidupan, atau ketidaknyamanan yang berarti dan
ketidakefisienan pada pekerja atau warga masyarakat.
Higiene
industri meliputi pengembangan langkah-langkah korektif untuk pengendalian
bahaya terhadap kesehatan dengan jalan menghilangkan atau mengurangi paparan. Prosedur
pengendalian ini dilakukan seperti dalam hirarki pengendalian risiko yang
dilakukan dengan mengganti atau mengurangi bahan berbahaya di tempat kerja, melakukan
rekayasa disain seperti dengan pemasangan sistem ventilasi, pengendalian
administrasi dengan peraturan atau prosedur kerja, dan penyediaan alat
pelindung diri yang tepat.
Program
higiene industri yang efektif terdiri dari tahap antisipasi dan rekognisi,
pengukuran dan evaluasi, serta pengendalian terhadap bahaya kesehatan yang
timbul dari proses kerja. Bahaya kesehatan kerja adalah sebagai kondisi yang
menyebabkan penyakit, atau juga dapat diartikan sebagai kondisi di tempat kerja
yang dapat mengganggu kesehatan pekerja sehingga menyebabkan kehilangan waktu
kerja. Untuk itu bahaya kesehatan kerja ini harus dicegah dan itu merupakan
tanggung jawab manajemen. Berbagai faktor lingkungan atau stress di tempat
kerja dapat menyebabkan penyakit akibat kerja, gangguan terhadap kesehatan
pekerja, atau ketidaknyamanan dalam pekerjaan. Faktor lingkungan tersebut dapat
diklasifikasikan ke dalam jenis bahaya kimia, fisika, biologi, atau ergonomis.
Pengklasifikasian jenis bahaya ini dapat dimasukkan dalam tahapan rekognisi.
Gambar 2. Tahapan Higiene Industri
Bahaya
kimia. Bahaya ini muncul dari konsentrasi berlebih uap, gas, atau zat padat
dalam bentuk debu atau uap di dalam udara. Selain bahaya inhalasi, beberapa
bahan dapat menyebabkan bahaya iritasi kulit atau mungkin bersifat racun
melalui absorbsi kulit.
Bahaya
fisik. Yang termasuk jenis bahaya ini adalah radiasi pengion, radiasi
non-pengion, kebisingan, getaran, tekanan dalam tingkat yang berlebihan, dan
temperatur yang ekstrim.
Bahaya
biologis. Yang termasuk bahaya ini adalah organisme hidup yang sifat-sifatnya
dapat menyebabkan reaksi yang merugikan bagi manusia. Organisme ini dapat
merupakan bagian dari lingkungan atau timbul karena suatu proses pekerjaan
tertentu.
Bahaya
ergonomis. Ini termasuk alat, pekerjaan, area kerja, atau prosedur kerja yang
didisain dan disusun dengan tidak benar. Beberapa contoh bahaya ergonomis
adalah cara mengangkat barang yang tidak benar, kondisi kurang pencahayaan,
atau gerakan berulang dalam posisi canggung yang dapat menyebabkan penyakit
atau kecelakaan di tempat kerja. Merancang alat dan pekerjaan agar sesuai
pekerja adalah sangat penting. Teknik dan prinsip-prinsip biomekanik harus
diterapkan untuk menghilangkan bahaya semacam ini.
Akibat
dari bahaya-bahaya tersebut tergantung pada durasi dan keparahan dari paparan
yang dinyatakan dalam dosis yang mengenai pekerja. untuk itu ditetapkan standar
dan nilai ambang batas sebagai evaluasi terhadap tingkat bahaya yang ada. Hasil
evaluasi ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam merancang usaha pengendalian.
Pengendalian dapat dilakukan dengan disain teknik, administratif, ataupun
dengan alat pelindung diri.
Pengendalian
dengan disain teknik dapat dilakukan dengan mengganti bahan berbahaya dengan
yang tidak berbahaya. Jika bahan berbahaya tersebut tidak memungkinkan untuk
digantikan, maka dilakukan pengendalian dengan mengisolasi bahaya tersebut.
Misal, untuk mengatasi kebisingan dari suatu mesin maka dilakukan isolasi atau
penambahan barrier untuk mengabsorbsi
bising yang dihasilkan, dengan catatan pengendalian yang dilakukan tidak
menganggu fungsi kerja mesin itu sendiri.
Pengendalian
administratif dilakukan saat paparan tidak lagi bisa direduksi menggunakan
disain teknik. Dalam contoh kasus kontaminasi udara atau kebisingan, dosis yang
diterima pekerja dibatasi dengan menggunakan pengendalian administratif.
Pengendalian administratif yang dapat dilakukan di antaranya dengan menyusun
jadwal kerja yang mengatur durasi paparan sehingga meminimalkan bahaya terhadap
kesehatan.
Higienis Industri
Higienis
industri adalah ilmuwan, teknisi, dan profesional kesehatan masyarakat yang
berkomitmen untuk melindungi kesehatan orang di tempat kerja. Higienis industri
harus berkompeten dalam beberapa bidang ilmu, baik itu kimia, teknik, fisika,
toksikologi, dan biologi, termasuk dasar kesehatan kerja. Seorang higienis
industri tidak cukup dilatih dengan satu bidang ilmu, pengalaman dan studi
pasca sarjana diperlukan dalam mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
Dalam
organisasi industri tradisional, higienis industri termasuk ke dalam personil
yang bekerja dalam bidang riset dan pengembangan, medis, manajemen,
keselamatan, atau produksi. Meskipun memiliki lingkup kerja yang berdekatan,
tetapi bidang-bidang tersebut tidak memiliki keahlian yang diperlukan dalam
higiene industri. Pada era organisasi saat ini, higienis industri bertindak
sebagai profesional keselamatan dan lingkungan. Untuk memudahkan pelaksanaan
dalam organisasi, higienis industri diharapkan tidak hanya mengerti tentang
masalah teknik dan sains, tetapi juga mengerti tentang manajemen. Higienis
industri terlibat dalam pekerjaan antar bidang yang melibatkan keahlian seluruh
personil untuk mewujudkan dan memelihara lingkungan kerja yang sehat. Higienis industri
juga berkontribusi dalam pendidikan dan pelatihan pekerja, pertanggungjawaban
hukum dan produk, pemasaran, pelabelan, dan informasi publik. Dalam prakteknya,
higienis industri sering dikaitkan dengan profsi fisikawan, perawat, paramedis,
dan petugas kedaruratan medis.
Higienis
industri di tempat kerja memiliki tugas yang mirip dengan petugas keselamatan. Higienis
industri mempelajari tentang insiden, menyiapkan rekomendasi dan laporan,
mempelajari proses dan mesin baru, sudut pandang kesehatan atau keselamatan,
melakukan promosi kesehatan kerja, menyelenggarakan pendidikan tentang
keselamatan, memberikan masukan kepada manajemen tentang bahaya kesehatan,
melakukan higiene industri, menyusun prosedur dan perlengkapan yang diperlukan.
Kesimpulan
Higiene
industri merupakan bagian dari keselamatan dan kesehatan kerja yang memiliki fungsi
melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap bahaya
kesehatan kerja/ faktor lingkungan kerja atau stress, yang timbul di atau dari
tempat kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kehidupan,
atau ketidaknyamanan yang berarti dan ketidakefisienan pada pekerja atau warga
masyarakat.
Higienis
industri adalah ilmuwan, teknisi, dan profesional kesehatan masyarakat yang
berkomitmen untuk melindungi kesehatan orang di tempat kerja. Higienis industri
tidak hanya melakukan pekerjaan higiene industri, tetapi juga berkontribusi dan
terlibat dalam pekerjaan antar bidang misalnya pendidikan dan pelatihan
pekerja, pertanggungjawaban hukum dan produk, pemasaran, pelabelan, dan
informasi publik.
Daftar Pustaka
Plog,
Barbara A., Fundamental of Industrial
Hygiene 5th Edition., USA : National Safety Council. 2002.
Nasri,
Sjahrul M., Presentasi “Industrial
Hygiene Sesion 1”, 2014.
Hendra, Presentasi “Higiene
Industri”, 2013.