Senin, 01 September 2014

INDUSTRIAL HYGIENE DAN INDUSTRIAL HYGIENIST


Latar Belakang
Dalam prinsip dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja ada beberapa aspek yang saling terkait guna menciptakan tempat kerja yang aman, selamat, dan sehat bagi pekerja. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keselamatan itu sendiri (safety), ergonomi, kesehatan kerja, higiene industri, dan aspek perilaku. Aspek keselamatan (safety) dilaksanakan agar tidak terjadi insiden atau kecelakaan. Aspek ergonomi memperhitungkan kesesuaian antara pekerja dengan lingkungan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja, dan atau pekerjaannya itu sendiri. Aspek kesehatan kerja merupakan upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dengan usaha promotif, preventif, hingga rehabilitatif atau kuratif. Sedangkan aspek perilaku berupaya membangun kesadaran baik individu maupun organisasi untuk berbudaya keselamatan dan menjunjung keselamatan sebagai nilai, bukan sekedar sebagai program.
Selain  keempat aspek di atas, higiene industri melengkapi upaya keselamatan dan kesehatan kerja dengan memonitor dan mengendalikan paparan-paparan bahaya dalam skala kecil tetapi bersifat kronis terhadap kesehatan pekerja. Dalam penerapannya, higiene industri terkait dengan upaya kesehatan kerja dalam mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan upaya keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya injuri atau cidera.





Gambar 1. Aplikasi Kesehatan Kerja, Higiene Industri, dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja (Sjahrul, 2014)




                                                
  









Higiene Industri
Higiene industri adalah ilmu dan seni yang mencakup antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap bahaya kesehatan kerja/ faktor lingkungan kerja atau stress, yang timbul di atau dari tempat kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kehidupan, atau ketidaknyamanan yang berarti dan ketidakefisienan pada pekerja atau warga masyarakat.
Higiene industri meliputi pengembangan langkah-langkah korektif untuk pengendalian bahaya terhadap kesehatan dengan jalan menghilangkan atau mengurangi paparan. Prosedur pengendalian ini dilakukan seperti dalam hirarki pengendalian risiko yang dilakukan dengan mengganti atau mengurangi bahan berbahaya di tempat kerja, melakukan rekayasa disain seperti dengan pemasangan sistem ventilasi, pengendalian administrasi dengan peraturan atau prosedur kerja, dan penyediaan alat pelindung diri yang tepat.
Program higiene industri yang efektif terdiri dari tahap antisipasi dan rekognisi, pengukuran dan evaluasi, serta pengendalian terhadap bahaya kesehatan yang timbul dari proses kerja. Bahaya kesehatan kerja adalah sebagai kondisi yang menyebabkan penyakit, atau juga dapat diartikan sebagai kondisi di tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan pekerja sehingga menyebabkan kehilangan waktu kerja. Untuk itu bahaya kesehatan kerja ini harus dicegah dan itu merupakan tanggung jawab manajemen. Berbagai faktor lingkungan atau stress di tempat kerja dapat menyebabkan penyakit akibat kerja, gangguan terhadap kesehatan pekerja, atau ketidaknyamanan dalam pekerjaan. Faktor lingkungan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam jenis bahaya kimia, fisika, biologi, atau ergonomis. Pengklasifikasian jenis bahaya ini dapat dimasukkan dalam tahapan rekognisi.


Gambar 2. Tahapan Higiene Industri

Bahaya kimia. Bahaya ini muncul dari konsentrasi berlebih uap, gas, atau zat padat dalam bentuk debu atau uap di dalam udara. Selain bahaya inhalasi, beberapa bahan dapat menyebabkan bahaya iritasi kulit atau mungkin bersifat racun melalui absorbsi kulit.
Bahaya fisik. Yang termasuk jenis bahaya ini adalah radiasi pengion, radiasi non-pengion, kebisingan, getaran, tekanan dalam tingkat yang berlebihan, dan temperatur yang ekstrim.
Bahaya biologis. Yang termasuk bahaya ini adalah organisme hidup yang sifat-sifatnya dapat menyebabkan reaksi yang merugikan bagi manusia. Organisme ini dapat merupakan bagian dari lingkungan atau timbul karena suatu proses pekerjaan tertentu.
Bahaya ergonomis. Ini termasuk alat, pekerjaan, area kerja, atau prosedur kerja yang didisain dan disusun dengan tidak benar. Beberapa contoh bahaya ergonomis adalah cara mengangkat barang yang tidak benar, kondisi kurang pencahayaan, atau gerakan berulang dalam posisi canggung yang dapat menyebabkan penyakit atau kecelakaan di tempat kerja. Merancang alat dan pekerjaan agar sesuai pekerja adalah sangat penting. Teknik dan prinsip-prinsip biomekanik harus diterapkan untuk menghilangkan bahaya semacam ini.
Akibat dari bahaya-bahaya tersebut tergantung pada durasi dan keparahan dari paparan yang dinyatakan dalam dosis yang mengenai pekerja. untuk itu ditetapkan standar dan nilai ambang batas sebagai evaluasi terhadap tingkat bahaya yang ada. Hasil evaluasi ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam merancang usaha pengendalian. Pengendalian dapat dilakukan dengan disain teknik, administratif, ataupun dengan alat pelindung diri.
Pengendalian dengan disain teknik dapat dilakukan dengan mengganti bahan berbahaya dengan yang tidak berbahaya. Jika bahan berbahaya tersebut tidak memungkinkan untuk digantikan, maka dilakukan pengendalian dengan mengisolasi bahaya tersebut. Misal, untuk mengatasi kebisingan dari suatu mesin maka dilakukan isolasi atau penambahan barrier untuk mengabsorbsi bising yang dihasilkan, dengan catatan pengendalian yang dilakukan tidak menganggu fungsi kerja mesin itu sendiri.
Pengendalian administratif dilakukan saat paparan tidak lagi bisa direduksi menggunakan disain teknik. Dalam contoh kasus kontaminasi udara atau kebisingan, dosis yang diterima pekerja dibatasi dengan menggunakan pengendalian administratif. Pengendalian administratif yang dapat dilakukan di antaranya dengan menyusun jadwal kerja yang mengatur durasi paparan sehingga meminimalkan bahaya terhadap kesehatan.

Higienis Industri
Higienis industri adalah ilmuwan, teknisi, dan profesional kesehatan masyarakat yang berkomitmen untuk melindungi kesehatan orang di tempat kerja. Higienis industri harus berkompeten dalam beberapa bidang ilmu, baik itu kimia, teknik, fisika, toksikologi, dan biologi, termasuk dasar kesehatan kerja. Seorang higienis industri tidak cukup dilatih dengan satu bidang ilmu, pengalaman dan studi pasca sarjana diperlukan dalam mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
Dalam organisasi industri tradisional, higienis industri termasuk ke dalam personil yang bekerja dalam bidang riset dan pengembangan, medis, manajemen, keselamatan, atau produksi. Meskipun memiliki lingkup kerja yang berdekatan, tetapi bidang-bidang tersebut tidak memiliki keahlian yang diperlukan dalam higiene industri. Pada era organisasi saat ini, higienis industri bertindak sebagai profesional keselamatan dan lingkungan. Untuk memudahkan pelaksanaan dalam organisasi, higienis industri diharapkan tidak hanya mengerti tentang masalah teknik dan sains, tetapi juga mengerti tentang manajemen. Higienis industri terlibat dalam pekerjaan antar bidang yang melibatkan keahlian seluruh personil untuk mewujudkan dan memelihara lingkungan kerja yang sehat. Higienis industri juga berkontribusi dalam pendidikan dan pelatihan pekerja, pertanggungjawaban hukum dan produk, pemasaran, pelabelan, dan informasi publik. Dalam prakteknya, higienis industri sering dikaitkan dengan profsi fisikawan, perawat, paramedis, dan petugas kedaruratan medis.
Higienis industri di tempat kerja memiliki tugas yang mirip dengan petugas keselamatan. Higienis industri mempelajari tentang insiden, menyiapkan rekomendasi dan laporan, mempelajari proses dan mesin baru, sudut pandang kesehatan atau keselamatan, melakukan promosi kesehatan kerja,  menyelenggarakan pendidikan tentang keselamatan, memberikan masukan kepada manajemen tentang bahaya kesehatan, melakukan higiene industri, menyusun prosedur dan perlengkapan yang diperlukan.

Kesimpulan
Higiene industri merupakan bagian dari keselamatan dan kesehatan kerja yang memiliki fungsi melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap bahaya kesehatan kerja/ faktor lingkungan kerja atau stress, yang timbul di atau dari tempat kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kehidupan, atau ketidaknyamanan yang berarti dan ketidakefisienan pada pekerja atau warga masyarakat.
Higienis industri adalah ilmuwan, teknisi, dan profesional kesehatan masyarakat yang berkomitmen untuk melindungi kesehatan orang di tempat kerja. Higienis industri tidak hanya melakukan pekerjaan higiene industri, tetapi juga berkontribusi dan terlibat dalam pekerjaan antar bidang misalnya pendidikan dan pelatihan pekerja, pertanggungjawaban hukum dan produk, pemasaran, pelabelan, dan informasi publik.

Daftar Pustaka
Plog, Barbara A., Fundamental of Industrial Hygiene 5th Edition., USA : National                             Safety Council. 2002.
Nasri, Sjahrul M., Presentasi “Industrial Hygiene Sesion 1”, 2014.
Hendra, Presentasi “Higiene Industri”, 2013.