.
Jelaskan mengapa harus ada manajemen K3 ?
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sebagai pendekatan sistematis yang dilakukan di tempat kerja
untuk :
·
membagi tanggung
jawab terhadap tindakan yang terkait kesehatan dan keselamatan di tempat kerja;
·
menetapkan standar
kerja dan kerangka kerja untuk mencapai
standar tersebut;
·
memberikan penekanan
terhadap pengaturan kesehatan dan keselamatan kerja;
·
memfasilitasi
penegakan aturan.
(Gallagher, 1997)
2.
Jelaskan apa itu SMK3? Jelaskan bedanya dengan Manajemen
K3?
Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebuah sistem yang menghubungkan dan
menyusun urutan proses guna mencapai tujuan tertentu, serta menciptakan suatu
cara pengelolaan K3 yang teridentifikasi dan dapat dilakukan terus menerus.
Perbedaannya
dengan manajemen K3 adalah proses yang bisa menjadi bagian dari SMK3 dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan sumber daya dan lain sebagainya
untuk mencapai keselamatan dan kesehatan untuk pekerja.
(Gallagher,
1997)
3.
Jelaskan perbedaan systematic management dan management
system?
Systematic Management
à Suatu cara yang teratur untuk melakukan sesuatu.
à Jumlah yang terbatas pada dasar-dasar yang harus dipenuhi
untuk suatu sistematic management tertentu, bisa diaplikasikan untuk ruang
lingkup yang relatif kecil/ jumlah yang sedikit.
Management system
à Rangkaian kegiatan
manajemen yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
à Suatu interaksi pada proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara efektif dan efisien.
à Semua persyaratan/ dasar/prinsip harus terpenuhi. Ketika
persyaratan sistem tidak terpenuhi/ tidak sesuai maka hal/ kondisi tersebut
bisa diartikan tidak bisa diaplikasikan karena tidak memenuhi persyaratan.
Untuk
perusahaan yang tidak memiliki sumber daya yang cukup, systematic management dapat diterapkan dalam pengelolaan
perusahaan. Sedangkan untuk management
system biasanya membutuhkan sumber daya yang besar, dan hanya perusahaan
besar yang mampu menerapkannya dengan baik.
(Gallagher,
2001)
4.
Apa yg melatarbelakangi disusunnya SMK3? Jelaskan mengapa
harus ada sistem manajemen K3?
Yang
melatarbelakangi disusunnya SMK3 adalah
Peristiwa Bhopal Desember 1984 yang menewaskan dua ribu
lima ratus (2500) orang dan terdapat penderita keracunan berjumlah sepuluh kali
lipatnya. Kejadian ini cukup mengguncang dunia , sehingga setelah dianalisis mendapa t kesimpulan bahw a
pentingnya manajemen K3 terintegrasi dengan manajemen proses lainnya. Hal ini
mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengubah manajemen K3nya menjadi sistem
manajemen;
Merupakan kebutuhan organisasi perusahaan baik untuk internal (lancarnya proses produksi) maupun
eksternal (mematuhi legislasi, kontrak kerja).
Mengapa
harus ada SMK3 :
Manajemen
K3 sebagai upaya membuat mekanisme pencegahan terjadinya celaka dan sakit tidak dapat berdiri sendiri harus terintegrasi dengan manajemen
keseluruhan karena proses celaka dan sakit dimulai dari hulu-hilir. Untuk hasil
yang optimal keseluruhan input-proses maupun output diperusahaan harus selalu memperhatikan aspek
K3. Sistem manajemen K3 merupakan jawaban agar perusahaan berkomitmen untuk
memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan agar produktivitas yang
ditargetkan dapat terwujud tanpa hambatan. Tanpa Sistem manajemen K3 Manajemen Pusat tidak dapat memprediksi hambatan dan kerugian yang mengakibatkan perusahaan tidak
berjalan sesuai rencana.
(Gallagher,
1997)
5.
Apa yang dimaksud traditional management dan innovative
management dalam pengelolaan K3 di tempat kerja ?
• Traditional management :
- H&S terintegrasi pd aturan supervisor, org
yg berpengaruh adlh supervisor dan atau ahli K3
- Karyawan mgkn
terlibat, tapi tidak terlalu penting pd pelaksanaan K3
- Fokus pada
manajemen orang/ perilaku atau pada teknis/program/aturan untuk
mengidentifikasi atau mengurangi bahaya
• Innovative management :
- Manajemen yg
mempunyai peranan penting
- K3 terintegrasi
pada sistem manajemen yang lebih luas
- Keterlibatan
karyawan sangat penting dalam pelaksanaan dan ada mekanisme untuk
meningkatkan keterlibatannya
(Gallagher,
2001)
6.
Apa yang dimaksud “safe place” control strategy dan
“safe person” control strategy dalam pengendalian bahaya di tempat kerja
?
Keduanya merupakan strategi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja. “Safe place” menitikberatkan pada pengendalian bahaya di tempat
kerja. Sedangkan “safe person” lebih fokus pada pengendalian perilaku pekerja.
(Gallagher, 2001)
7.
Jelaskan kelemahan & kelebihan dari masing-masing
pendekatan K3 tersebut ?
Pendekatan tradisional
Menurut Heinrich ,
berfokus pada tersedia training yg cukup, seleksi karyawan, dan pengawasan
untuk mengontrol tindakan tidak aman. (Ray, 1993:193).
berakar pada struktur
organisasi Taylorist dan pelaksanaannya (aturan keselamatan, komite
keselamatan, banners dan poster serta investigasi kecelakaan) tidak dipengaruhi
oleh teknik manajemen modern (Rahimi, 1995:85)
Management concern
persepsi yg terbatas pada kepatuhan dengan minimal standard peraturan
Dawson et al
(1987) sistem kontrol teknis, penekanan
pd identifikasi bahaya dan pengendaliannya tertutupi oleh sistem
manajemen/orang.
Teori motivasi pada
karyawan kurang bertanggungjawab atau malas dgn memberi hadiah seperti umpan
balik postive, uang dll.
Pendekatan Inovatif :
Diartikan sebagai
hasil dari sebuah strategi kesadaran integrasi HS kedalam sistem manajemen luas
dan pelaksanaannya seperti sistem Total
Quality Management
fleksibel, adaptive,
learning organisations. Integration, konsep kunci pola pikir manajemn modern.
konsultasi dan
integrasi (Else's)
(Gallagher, 1997)
8.
Apakah integrasi SMK3 dalam Manajemen Organisasi sangat
bermanfaat dalam mencegah kecelakaan kerja ?
Integrasi SMK3 dalam
manajemen organisasi sangat bermanfaat untuk mengontrol dan mengurangi
kegagalan nyata dan tersembunyi (obvious and latent failure), khususnya
yang terkait dengan masalah kualitas yang disebabkan oleh sistem.
(Gallagher, 1997)
KESIMPULAN
Manajemen K3 diperlukan dalam suatu perusahaan untuk
membagi tanggung jawab dan tugas terkait K3, menetapkan standar kerja untuk
mencapai target yang diinginkan, dan memfasilitasi penegakan aturan tentang K3.
Manajemen K3 merupakan bagian dari Sistem Manajemen K3. Sistem Manajemen K3
adalah sebuah sistem yang menghubungkan dan menyusun urutan proses guna
mencapai tujuan tertentu, serta menciptakan suatu cara pengelolaan K3 yang
teridentifikasi dan dapat dilakukan terus menerus.
Dalam penerapan SMK3 digunakan pendekatan traditional management dan innovative management. Traditional management memiliki
pendekatan terhadap “safe person” control strategy yang lebih
menitikberatkan pada pengendalian perilaku pekerja. Sedangkan innovative management memiliki
pendekatan terhadap “safe place” control strategy yang lebih berfokus
pada pengendalian bahaya di tempat kerja.
REFERENSI
Gallagher, Clare. Health & Safety Management Systems : An Analysis of System Types
and Effectiveness. National Key Centre in Industrial Relations. 1997.